The Nostalgia of Old Video Games

I had a SNES growing up. The Super Nintendo Entertainment System video game console. Remember those big cartridges? Remember that classic controller design? Remember the pixels? The music? Good…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Kenakalan Remaja pada Perspektif Behavioristik

Masa remaja adalah masa dimana terjadinya peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Dalam masa ini umumnya terjadi banyak hal baru yang belum pernah dirasakan sebelumnya, seperti tantangan baru, mencari jati diri, permasalahan yang jauh lebih berat dari sebelumnya, dan juga akan banyak perubahan mulai dari segi fisik, sosial dan emosional. Perubahan-perubahan ini dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman sehingga biasa disebut masa yang penuh tekanan dan mengharuskan remaja untuk menerima dan beradaptasi dengan perubahan yang tentunya juga akan berdampak pada segi emosinya.

Pada masa ini, remaja akan mencari jati diri atau konsep diri. Mulai dari membentuk citra diri atau image (bagaimana mempersepsikan dirinya), apa yang ingin dicapai kedepannya, dan masih banyak lagi. Konsep diri menjadi salah satu hal yang penting dalam perkembangan remaja. Karena dengan memiliki konsep diri yang positif, maka perilaku yang ditunjukkan pun akan positif.

Terdapat tiga peran penting konsep diri menurut Felker. Konsep diri berperan dalam keselarasan batin individu, karena jika individu memiliki ide dan pikiran yang saling berlawanan, maka akan menimbulkan situasi psikologis yang tidak menyenangkan. Lalu, konsep diri (bagaimana individu memandang dirinya) menjadi dasar individu mempersepsikan pengalamannya. Dan yang terakhir, konsep diri menjadi penentu harapan seseorang.

Dalam mencari jati diri, individu perlu memiliki kemampuan atau ketahanan dalam menghadapi masalah atau tekanan dan bagaimana cara mengatasinya (adversity quotient). Dengan kemampuan ini, individu akan menghadapi tekanan yang ada, bukannya menghindarinya sehingga hambatan-hambatan yang ada hanya akan sebagai langkah untuk menuju dewasa.

Dalam masa ini, individu akan melakukan trial and error yang akan menentukan perilaku apa yang dipertahankan dan perilaku apa yang harus dihilangkan. Tetapi, kesalahan yang terjadi terkadang menimbulkan perasaan khawatir bagi orang tuanya maupun orang disekitar. Karena bersama teman sebayanya, individu sama-sama sedang mencari jati diri sehingga terkadang perilaku yang ditimbulkan secara sadar ataupun tidak menyimpang dari aturan masyarakat.

Seiring berjalannya waktu juga terjadi penurunan moral yang menyebabkan semakin banyak kasus mengenai kenakalan remaja mulai dari yang ringan hingga yang berat. Seperti perkelahian antar remaja, pembulian, pelecehan, menggunakan atau menyebarkan narkoba, dan melakukan hal-hal yang diluar batas umurnya. Menurut KBBI, kenakalan remaja merupakan perilaku menyimpang dari aturan sosial pada aturan masyarakat tertentu.

Menurut Ginanjar (2005), jika aktivitas remaja yang dilakukan bersama teman sebayanya tidak memenuhi tuntutan, maka remaja akan meluapkan energinya ke arah yang negatif. Kenakalan remaja bisa berasal dari berbagai faktor. Faktor yang dapat memicu terjadinya kenakalan remaja diantaranya, pengasuhan atau kurangnya perhatian dari orang tua, salah dalam bergaul, dan tentunya berasal dari diri remaja itu sendiri.

Terdapat faktor internal dan faktor eksternal yang menyebabkan remaja melakukan hal-hal yang tidak seharusnya. Faktor internal tentunya berasal dari dalam diri individu tersebut. Seperti memiliki kontrol diri yang rendah sehingga dapat menyebabkan remaja tersebut gampang mengikuti teman-teman sebayanya. Jika lingkungan individu tersebut cenderung negatif, maka perilakunya pun akan berujung negatif. Atau individu kurang bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Lalu, individu yang belum bisa menemukan konsep dirinya dan belum mempunyai sikap yang konsisten.

Selanjutnya dari faktor eksternal. Tentunya, hal pertama yang terpikirkan adalah keluarga dan orang tuanya. Banyak kemungkinan yang dapat diperkirakan seperti kurangnya mendapat perhatian dari orang tua, kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan pola asuh yang kurang tepat atau kurang membiasakan kedisiplinan pada anak. Jadi, peran orang tua dan keluarga cukuplah penting dalam masa perkembangan remaja. Selain orang tua, juga dapat disebabkan dari pengaruh lingkungan. Lingkungan dan pergaulan dimana remaja berkembang juga dapat menentukan perilakunya. Contohnya, jika teman sebayanya mengikuti budaya barat, maka ia juga akan mengikuti. Meski di negara asalnya (budaya barat) tidak terlihat menyimpang, tetapi karena tidak sesuai dengan budaya Indonesia, maka akan dianggap sebagai kenakalan atau perilaku yang menyimpang.

Jika ditinjau dari teori psikologi sosial, kenakalan remaja dapat dilihat dari teori behavioristik yang fokus pada perilaku manusia. Terdapat beberapa teori yang cukup relevan dengan kasus ini, diantaranya teori yang dikemukakan Albert Bandura, Dollard & Miller, dan George Caspar Homans.

Pertama, Albert Bandura dan Dollard & Miller. Ketiga tokoh ini memiliki teori yang hampir sama yaitu observational learning dan imitation. Menurut Bandura, seseorang akan belajar melalui observasi terhadap modelnya (observational learning) dan individu juga akan meniru perilaku orang lain/temannya yang mendapat reinforcement (vicarious learning). Sedangkan menurut Dollard & Miller, imitative behavior berasal dari proses belajar dan akan terjadi jika dengan meniru perilaku orang lain, ia akan mendapat imbalan atau dengan tidak meniru perilaku orang lain ia akan mendapat hukuman (punishment). Lalu jika individu merasa memiliki persamaan dengan seseorang yang pernah memberi reinforcement, maka akan lebih besar kemungkinannya ia melakukan peniruan.

Selanjutnya, George Caspar Homans yang memiliki teori social exchange. Dalam teorinya terdapat beberapa teori mengenai proposisi. Berdasarkan beberapa teori proposisi Homans, terdapat tiga proposisi yang dapat dikaitkan dengan fenomena kenakalan remaja. Yaitu proposisi sukses, proposisi nilai dan proposisi persetujuan-agresi. Dalam teori proposisi sukses, ia mengatakan bahwa jika seseorang melakukan sesuatu dan mendapat hadiah, maka akan semakin sering perilaku dilakukan. Lalu pada proposisi nilai, dikatakan bahwa semakin tinggi nilai perilaku maka individu akan senang melakukannya kembali. Dan yang ketiga proposisi persetujuan-agresi yang mengarah pada kondisi mental individu. Individu akan cenderung berperilaku agresif jika tindakannya tidak mendapat imbalan sesuai yang diharapkannya.

Berdasarkan teori yang sudah dijabarkan sebelumnya, dapat dikaitkan dengan kasus kenakalan remaja di masa kini. Dalam teori yang dikemukakan Albert Bandura dan Dollard & Miller, kenakalan remaja bisa berasal dari peniruan perilaku negatif. Contohnya, jika model yang dikagumi individu ternyata melakukan perilaku negatif seperti pembulian hingga merasa memiliki kekuasaan, remaja yang memiliki kontrol diri rendah mungkin akan melakukan imitasi perilaku seperti yang dilakukan model. Dan jika remaja tidak diperingatkan atau dihentikan oleh orang sekitar, akan lebih besar kemungkinannya ia akan terus melakukannya. Atau individu yang kurang mendapat perhatian dari orang tua, akan berusaha untuk menarik perhatian orang tuanya dengan melakukan hal-hal yang menyimpang.

Lalu jika ditinjau dari teori proposisi sukses George. C. Homans, dalam perspektif negatif contohnya jika individu melakukan perkelahian atau tawuran, namun karena berada pada lingkungan yang salah, individu justru mendapat reaksi yang bagus dari teman-temannya. Jika reaksi yang didapat dianggap memuaskan, individu akan terus mengulanginya. Selanjutnya dalam proposisi nilai, contohnya saat individu mencuri barang teman atau keluarganya. Mungkin saat pertama kali melakukan, pemilik barang tidak sadar sehingga ia tidak menerima hukuman apapun. Dengan mengambil barang milik orang lain dan sedikit usaha agar tidak ketahuan disertai keuntungan tentunya akan menimbulkan perasaan senang bagi individu sehingga ia akan mengulanginya kembali. Dan dalam proposisi persetujuan-agresi, contohnya saat individu mendapat peringkat pertama dalam suatu lomba, tetapi ia tidak mendapat respon yang diharapkan dari orang tuanya, akan besar kemungkinan remaja akan melakukan hal yang sebaliknya. Perasaan kecewa yang timbul dapat menyebabkan individu melakukan defense mechanism yaitu reaksi formasi. Reaksi formasi adalah keadaan dimana individu melakukan pertahanan dengan berperilaku sebaliknya dari yang ia rasakan. Mungkin yang awalnya tekun mendalami seni bela diri, tetapi karena tidak mendapat reaksi yang diharapkan, ia akan cenderung mengeluarkannya dalam bentuk perkelahian.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja adalah perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan budaya di sekitarnya dan bisa disebabkan dari berbagai faktor internal seperti pencarian jati diri dan faktor eksternal seperti pola asuh dan lingkungan sekitar tempat individu bergaul. Dan jika ditinjau dari teori behavioristik, dapat dikaitkan dengan teori Albert Bandura mengenai observational learning dan vicarious learning, Dollard & Miller mengenai imitative behavior yang jika terjadi kesalahan dalam mengobservasi, memilih dan mengimitasi model akan menyebabkan perilaku menyimpang. Dan juga teori dari George. C. Homans mengenai proposisi sukses, nilai dan persetujuan agresi yang jika individu berada pada lingkungan yang salah, tidak mendapat hukuman jika melakukan sesuatu yang tidak baik, dilanjutkan dengan perasaan senang atau puas melakukan hal yang salah, ataupun tidak mendapat reaksi yang diinginkan dari lingkungan sekitar, maka individu akan tetap mengulangi perbuatan negatif itu kembali.

Remaja yang akan menjadi penerus bangsa tentunya akan berdampak besar jika tidak segera ditangani saat melakukan hal-hal yang tidak sewajarnya. Peran orang tua, keluarga, guru dan teman juga menjadi salah satu peran yang penting. Selain itu, dukungan dari lingkungan seperti pendidikan dengan memberi seminar juga dapat mengurangi terjadinya kenakalan remaja.

Add a comment

Related posts:

Stylish Yet Protective Motorcycle Apparels

The most asked question, Is it possible to ride a bike, in safety gear, while still looking good? Yes. Here’s the stylish motorcycle gear guide for men in 2019. “Do you, like, ride a bike?” Asks the…

Steeping in History

Pushing for space in a cis male-dominated field, Drag Kings play with masculine identities: having fun politicizing, satirizing and enjoying them. Performers have been doing this for centuries…

Modern Ethics and Morality P. 1

Let me start off with this murder is wrong correct? But when we send people to another country have them kill people who live there and are defending it we praise murderers. Where do we draw the…