A Language of Violence.

We often think of language as a utility. The null hypothesis: language develops because it is preferable (faster, more nuanced, fungible) to speak or write than to signal through bodily…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




After

— Back to 16 AU

“Hi there, how’s life? Is everything okay?”

“Hi, how are you doing? Give a little update please, I miss you.”

“How’s your day?”

Berkali-kali aku melatih mulutku untuk merealisasikan ucapan apa yang akan aku tanyakan kepada lelaki di layar handphone ini. Namun tidak ada perubahan yang terjadi karena aku sama sekali tidak meneleponnya. Entah kenapa, aku menjadi sangat merindukannya pada di malam hari.

3 tahun berlalu, tidak banyak hal baru terjadi di hidupku.

"Bosen." gerutu kecilku saat mengisi air ke dalam vas bunga. Rutinitas yang pasti kulaksanakan sebelum membuka tea cafe ini.

"Hallo," Terdengar suara lelaki yang tak asing di telingaku mengetuk pintu bangunan yang diatasnya terdapat kayu tergantung berukir The Afterglow Tea.

Aku berjalan ke arah pintu masuk dan kutemui seorang lelaki yang sudah lama tidak saling bertukar kabar ataupun berbincang denganku. Kita hanya saling menatap sekejap. Lelaki itu adalah Rakhel.

"Hey Kaye, how have you been?" ucapnya kepadaku. Alih-alih menjawab pertanyaannya, aku mempersilahkan ia untuk masuk dan duduk dahulu di tea room.

"I’m fine. Everything seems nice and boring.” jawabku sambil menyerahkan katalog menu dari The Afterglow Tea.

"Mine too, I want u—" Rakhel menaikkan alisnya menandakan ada ketertarikan saat ia melihat menu yang kemungkinan mengingatkannya pada masa lalu.

"Khel?" tanyaku kepadanya dengan memasang raut muka datar padahal nyatanya jantung ini sedang berdetak kencang kemungkinan hanya karena ucapan Rakhel yang terpotong itu, apa katanya? Rakhel menginginkan aku? Ya kali?

"Eh, I want you to make me a fast rainbow and massage tea. Sama dua white chocolate brownies." ucap Rakhel yang dihiasi oleh gummy smile khas miliknya.

“Ok, wait for ten minutes." ucapku, lalu berjalan meninggalkannya.

"Kesini lagi, Kay. Gamau ceritain apapun tentang hidup baru lo?" teriak Rakhel.

Aku menyerahkan pesanan tea dan brownies milik Rakhel kepada kedua temanku, Yuka dan Valee. Setelahnya, aku menghampiri Rakhel. Kami bertukar cerita sambil menunggu pesanan. Aku mulai berbincang bagaimana hidupku berjalan saat 16 tahun.

Mengigat saat usia itu, pikirku aku mulai merasakan hidup yang berjalan tidak seperti biasanya, tidak sesuai ekspektasiku, belajar menerima apapun yang terjadi dan sudah waktunya untuk berpikir mandiri, melakukan sesuatu sesuai kemampuan diri ini seperti menangis gak bisa kerjain matematika sendiri. Saat itu aku mulai mengenal apa itu cinta juga apa itu berpikir dewasa, mungkin.

Awal aku merasakan cinta bermula saat aku menghadiri pesta Wilona Kamarel atau yang sering dipanggil Arel, adik dari Rakhel.

The sweetest thing that ever existed in the world is present in every film I watch on the application with the red N logo; it’s a sixteen-year-old (sweetest) love story. Do I feel it too? Probably yes.

“I didn’t want to say goodbye to my sweet and sour sixteen.” ucapku dalam hati.

Add a comment

Related posts:

Pneumatic control valve Manufacturer in USA

Valvesonly is a leading Pneumatic control valve manufacturer in USA. A pneumatic valve is a tool used to regulate or control the airflow in a pneumatic system. They accomplish this by regulating the…

The little actions humans do that are actually marvelous

The other day when I was waiting at a crossing for the light to change, I observed a fellow pedestrian jaywalk efficiently within a hair’s breadth of the car’s arrival, without any incident…

Private SUV Service in Atlanta

Atlanta City Limo is Atlanta’s premier car service company and we have offered professional car service transportation for decades. Our luxury and Private SUV Service in Atlanta fleet is made up of…